Kenaikan Minyak Bisa Jadi Kunci Bitcoin Tembus $119K? Simak Analisisnya!

admin

Bitcoin mencatat rebound signifikan setelah sempat mengalami tekanan yang membuat harganya turun hingga menyentuh kisaran $102.800. Pemulihan ini terjadi secara cepat dan tajam, menandakan adanya dorongan baru dari sentimen pasar global yang mulai kembali positif. Salah satu faktor yang dianggap turut mendorong kenaikan ini adalah pergerakan pasar komoditas, khususnya lonjakan harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI).

Harga WTI diketahui melonjak sekitar 19% dalam waktu relatif singkat, yang menjadi salah satu pemicu meningkatnya minat investor terhadap aset-aset berisiko seperti Bitcoin. Kenaikan tajam harga minyak sering kali mencerminkan meningkatnya ketegangan geopolitik atau tekanan pasokan energi global, yang pada akhirnya memicu spekulasi dan pergeseran alokasi aset. Dalam konteks ini, sebagian pelaku pasar melihat Bitcoin sebagai salah satu alternatif lindung nilai atau safe haven, sehingga mendorong permintaan dan memicu rebound harga yang cukup drastis.

Pergerakan ini juga menjadi sorotan para analis teknikal dan makroekonomi, karena memperlihatkan kemungkinan adanya korelasi jangka pendek antara pergerakan aset kripto dan komoditas energi. Jika tren ini berlanjut, maka volatilitas harga Bitcoin bisa semakin dipengaruhi oleh dinamika pasar energi global dalam waktu dekat.

Data historis memperlihatkan pola menarik yang menghubungkan pergerakan harga minyak mentah dengan pergerakan harga Bitcoin. Setiap kali terjadi lonjakan besar pada harga minyak, Bitcoin cenderung mengalami koreksi jangka pendek. Namun, fase pelemahan ini biasanya tidak berlangsung lama. Dalam waktu kurang dari delapan hari setelah koreksi, Bitcoin kerap mencatatkan rebound signifikan dengan kenaikan harga yang cukup tajam, yakni di kisaran 16% hingga 24%. Pola ini memberikan gambaran bahwa sentimen global yang mendorong harga minyak juga bisa memicu aksi beli di pasar kripto, khususnya Bitcoin.

Sebagai contoh nyata, pada 15 Januari 2025, harga Bitcoin sempat turun ke level $89.300 menyusul lonjakan harga minyak yang dipicu oleh ketegangan pasokan global. Namun hanya dalam waktu tujuh hari, harga BTC berhasil melambung hingga $109.300 mencatatkan kenaikan sebesar 22%. Kenaikan ini menunjukkan pemulihan cepat yang didorong oleh respons pasar terhadap dinamika makroekonomi yang lebih luas, termasuk persepsi terhadap inflasi, risiko geopolitik, dan pelarian modal ke aset alternatif seperti kripto.

Tren serupa tercatat pada bulan Oktober dan Agustus 2024, ketika harga minyak melonjak akibat ketegangan geopolitik yang memengaruhi pasokan energi global. Dalam kedua peristiwa tersebut, Bitcoin sempat mengalami koreksi, namun kemudian bangkit dengan kenaikan rata-rata sekitar 16% hanya dalam beberapa hari. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar kripto, meskipun sangat volatil, kerap bereaksi secara konsisten terhadap faktor eksternal seperti harga komoditas energi.

Korelasi ini semakin menarik untuk diamati karena menunjukkan bahwa Bitcoin tidak lagi sepenuhnya bergerak terlepas dari dinamika pasar tradisional. Sebaliknya, ia semakin menunjukkan sensitivitas terhadap indikator makroekonomi global. Meskipun belum bisa disebut sebagai hubungan kausal langsung, pola-pola ini memberi wawasan bagi investor untuk memahami momentum pasar dan menyusun strategi investasi yang lebih adaptif terhadap gejolak global.

Analisis terbaru dari sejumlah pengamat pasar memperkirakan bahwa apabila pola historis antara lonjakan harga minyak dan pergerakan Bitcoin kembali terulang, maka ada peluang signifikan bagi Bitcoin untuk mencetak kenaikan dalam waktu dekat. Saat ini, harga BTC berada di kisaran $102.800, dan jika mengikuti tren rebound sebelumnya, target kenaikan berikutnya diproyeksikan dapat mencapai sekitar $119.200. Perkiraan ini mengacu pada jangka waktu yang relatif singkat, khususnya menjelang tanggal 21 Juni 2025 yang menjadi periode krusial bagi potensi pergerakan naik harga Bitcoin.

Proyeksi tersebut didasarkan pada pengamatan teknikal serta perbandingan pola historis, di mana Bitcoin kerap mencatat lonjakan harga dalam kurun 7–10 hari setelah tekanan dari pasar minyak mereda. Para analis melihat bahwa pasar saat ini tengah berada dalam fase yang mirip dengan kondisi-kondisi sebelumnya, sehingga potensi kenaikan tiga digit dalam waktu dekat dianggap sebagai skenario yang masuk akal. Target $119.200 bukan hanya didasarkan pada ekspektasi teknikal, tetapi juga dipengaruhi oleh minat investor terhadap aset kripto di tengah ketidakpastian global.

Meski begitu, penting untuk dicatat bahwa prediksi ini tetap memiliki unsur spekulatif dan tidak menjamin kepastian. Pasar kripto dikenal sangat volatil dan mudah dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal. Ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung, serta dinamika harga minyak yang tidak dapat diprediksi sepenuhnya, merupakan dua faktor makro utama yang bisa mengganggu pola yang selama ini terlihat. Jika situasi global memburuk atau terjadi kejutan kebijakan dari otoritas keuangan besar, potensi rally ini bisa saja tertunda atau bahkan gagal terealisasi.

Oleh karena itu, investor disarankan untuk tetap berhati-hati dan tidak hanya bergantung pada satu indikator atau pola historis dalam membuat keputusan. Meskipun data dan analisis memberi optimisme, pengelolaan risiko tetap menjadi aspek penting, terutama di tengah pasar yang sensitif terhadap berita dan perubahan mendadak. Kombinasi antara analisis teknikal, pemahaman makroekonomi, dan disiplin dalam manajemen modal menjadi kunci untuk menghadapi pergerakan Bitcoin dalam beberapa hari ke depan.

Pergerakan Saham Amerika Serikat, Aset Kripto, dan Emas Digital saat ini bisa kamu cek di aplikasi Nanovest. Jika kamu tertarik untuk mulai berinvestasi di Aset Kripto, Nanovest dapat menjadi pilihan kamu untuk mulai berinvestasi dan eksplor koin kripto lainnya, sebuah aplikasi investasi saham & kripto yang terpercaya dan aman yang dapat menjadi pilihan terbaik bagi para investor di Indonesia. Bagi para investor yang baru ingin memulai berinvestasi tidak perlu khawatir karena, Karena cuma di aplikasi ini aset kamu terproteksi dari risiko cybercrime dengan Asuransi Sinarmas. Bagi para penggiat investasi yang ingin menggunakan Nanovest, aplikasi ini sudah tersedia di Play Store maupun App Store Anda.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Bagikan:

Artikel Terkait

Tags